Mencumbu Malam


Tumbuh dari puing-puing sunyi

Di tempat paling gelap

Di sudut malam paling pekat

Tempat dunia memalingkan muka



Tiada peluk untuk hitam kita

Peluh yang bercampur luka

Tangan-tangan dingin kita

Ingin segera dipeluk asa



Kalau dunia sibuk dengan silaunya

Biar kita jaga pekat malamnya

Jika khayalan adalah tempat tinggal

Mari kita pulang



Tiada siapa untuk dikenang

Kita rahasia berhiaskan dahaga

Cerita yang memeluk banyak rasa

Menyimpan tawa di sela-sela luka



Debu yang hanyut

Badai yang menari

Diam yang berteriak


Kita adalah rasa

Kita adalah cerita

Sebuah rahasia



Jika dunia bisa mendengar

Satu suara yang bersembunyi

Di antara hujan dan malam

Itulah kita 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Raseksa dari Alengka 2

Rumah?

Surat Terbuka Untuk Lautan