Senja di Dermaga
Jadi, manakah yang kau sebut dengan "setia"?
Janji untuk bersama atau hanya sematan logam di jari kita?
Kali ini senja di dermaga begitu dingin. Namun airnya punya hangat yang sama dengan peluk seseorang
Layaknya dayung patah, kusandarkan bahu pada kayu dermaga yang tak lagi utuh
Teringat janji yang diikrarkan seraya batin berbisik " selamanya"
Semuanya seakan terkikis habis disapu ombak
Katanya ombak itu penghasut
Tapi, jika memang berlayar bukan tujuanmu, tidak perlu kau buka lebar layar-layar itu
Maksud hati ingin menyimpanmu selamanya
Namun sayang, ternyata jangkarmu tidak cukup dalam tertambat
Sekuat-kuatnya aku berlari raga ini hanya mampu mengantarmu berlayar menjauh dari teduhnya senja di dermaga, melepas hangat dan manisnya swastamita yang dulu kita beri nama "cinta"
Sekali lagi, jika tenggelam aku dibuatnya, mana yang akan kau angkat duluan?
Tanganku atau jangkarmu?
Komentar
Posting Komentar