Perkenalkan....
"Ga kenal, maka ga sayang" , tapi udah kenal juga ga menjamin kamu di sayang.
Hehehehe
Bukan masalah besar selagi kamu bisa mencintai dirimu sendiri, silahkan memeluk raga masing-masing.
Salam hangat, salam sejahtera, salaman virtual! 🤪
Senang sekali bertemu dengan anda, siapapun yang sudah meluangkan waktu, untuk bertandang membaca celotehan saya. Saya mengerti, mungkin niat mulia anda-anda sekalian ini mungkin buah dorongan dari rasa gabut, atau penasaran. Tapi, terlepas dari apapun alasannya, saya ucapkan matur sembah nuwun (terimakasih sebanyak banyaknya).
Sudah lama saya ingin membuat satu "wadah", sehingga karya jempol ini tidak hanya berakhir di recycle bin. Saya jatuh cinta dengan seni sejak saya mengerti bahwa saya tidak terlahir sebagai umbi-umbian, maksudnya sejak sekolah dasar. Saya jatuh cinta dengan warna, bentuk, nada, irama, dan kata-kata. Cita-cita saya memang ingin menjadi seniman, dan sekarang puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa saya berakhir di dunia olahraga hahahaha.
Namun, saya sadar akan satu hal, jika mata, hati, dan pikiran saya selalu tertarik pada keindahan (apapun bentuknya), dan ketika saya tetap mencoba mengekspresikannya lewat sesuatu yang dapat didengar, dibaca, dilihat, bahkan dirasakan, saya adalah seorang seniman. Sehingga "wadah" inilah yang saya jadikan sebagai galeri aksara, tempat saya mengekspresikan diri dan perasaan.
Karena saya percaya "seorang seniman, meskipun ia telah tiada, karyanya tetap abadi."
Saya lulusan S1 sastra, makanya jangan heran kalau penggunaan diksi, pemenggalan kata, dan tanda baca banyak sekali yang amburadul hihihihi.... Anak sastra juga manusia, anaconda yang bukan.
Kenapa "Pujangga Karbit"?
Nah, gini lo lur....
Karya sastra itu kan banyak to macamnya, meski saya bukan tipe orang yang gemar membaca, tapi ada kalanya sastra itu bisa menggemparkan, memporak porandakan hati dan pikiran saya. Dari mulai novel (yang tak kunjung beres), kumpulan puisi, cerpen, dll. Semuanya itu mengandung makna yang saya rasa bisa diterjemahkan dalam sudut pandang yang berbeda-beda.
Contohnya kata "kau bagaikan bunga".
Bagi yang sedang kasmaran, "kau bagaikan bunga" mungkin akan bermakna bahwa seseorang menganggapmu sebagai sosok yang cantik, lembut, anggun, sosok yang mampu mengaktifkan getaran cinta ketika kamu berada didekatnya.
Nah, beda ceritanya kalimat "kau bagaikan bunga" bagi kawan kau yang suka pinjam duit. Kawan kau akan berpikir, kau itu seolah "mekar" layaknya bunga, siap dipetik. Ketika dia lihat kau pulang dengan keadaan sudah terima gaji, dompet kau itu seumpama buah ranum yang siap di panen.
Dengan kalimat sederhana saja maknanya bisa ke mana-mana. Jadi, sangat masuk akal kan jika saya berpikir bahwa kata-kata yang dirangkai sedemikian rupa adalah sarana yang baik untuk menyampaikan apa yang ada dalam hati dan pikiran saya.
Sedangkan "karbit" adalah kata yang saya gunakan untuk menggambarkan diri saya sendiri. Maksudnya kan saya newbie, modal saya cuma nyali untuk bikin banyak tulisan-tulisan di sini. Ibarat mangga muda, apa yang saya rasakan dan pikirkan sekarang itu melambangkan obat karbit, sehingga hari itu juga di tuangkan jadi sesuatu, makannya kalo ada tulisan yang dirasa ga "semanis" mangga yang matang pohon, harap maklum. Yah, namanya juga dewasa sebelum waktunya hehehe soalnya lagi nge-tren sekarang, "didewasakan oleh luka, dipaksa kuat oleh keadaan" ceunah 😂
Baiklah, inilah beberapa penggal kalimat, (eh ga ding, banyak hihihihi) yang bisa saya sampaikan. Bagi anda yang bertandang dengan membawa angin, membawa hujan, membawa pelangi, membawa matahari, membawa badai, membawa kabut, membawa senja, membawa apapun itu, kamu diterima, selamat datang!
Selamat menyelam, dan selamat bersenang-senang!
Komentar
Posting Komentar