Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2025

Dari Hosea, untuk Takdirnya

Sorot mata itu menembus rindangnya jenggala manusia, membakar dadaku, memaksaku rebah,  menyerah. Aku jatuh, tidak terluka Hanya sedikit gila Aksara kurangkai mesra, membentuk jembatan senandika,  menghardik kasmaran, yang tak lagi paham logika. Benar adanya bahwa aku mengasihi, serta menerimamu dengan setiaku. Percayalah, tiada putih yang tak bertitik  dibawah cakrawala agung  tempat kita bernaung.  Lewat keyakinanku pada kasih tanpa batas, kunantikan secercah cahaya berkelip  dalam pekatnya malammu.  Maka,  tiap desir yang dilangitkan  kala aku tertunduk,  ada seutas asa  untuk kita rajut bersama. Janji tentang terbitnya fajar seusai gelap, memampukan aku membangun renjana  yang boleh kau sebut:  "selamanya"